JawaPos.com-Bertahan atau hengkang di akhir musim ini, hubungan Lionel Messi dan FC Barcelona sulit putus.
Bukan hanya karena Barca adalah klub yang diperkuat Messi selama dua dekade (dari usia 13 hingga 33 tahun), tetapi juga karena ikatan finansial.
Saat terakhir kali Messi mendesak perpanjangan kontrak atau pada 2017, ada klausul yang disepakati Barca dan pemain berjuluk La Pulga itu. Yakni, kewajiban Barca untuk memberikan bonus loyalitas bagi Messi sekaligus memperkuat Barca.
Baca juga: Belakangan ini, Lionel Messi semakin menikmati dengan penampilannya
Bonus loyalitas merupakan terobosan yang diciptakan Barca di era Presiden Joan Laporta (2003-2010). Tujuannya untuk mengapresiasi kontribusi pemain bintang Blaugrana tersebut.
La Vanguardia melaporkan bonus loyalitas nominal mencapai EUR 78 juta (Rp 1,33 triliun). Sesuai kesepakatan, bonus diberikan dalam dua syarat.
Jangka pertama hanya bisa dibayar oleh Barca musim panas lalu. Yakni, setengahnya atau EUR 39 juta (Rp 669,7 miliar). Itu pun diberikan setelah Messi ingin hengkang. Barca seharusnya menyelesaikan setengah lagi di akhir musim ini.
"Tapi, karena keuangan klub sedang tidak bagus akibat pandemi (Covid-19), Barca tidak bisa membayar separuh sisa di akhir musim ini," tulis Barca Blaugranes kemarin (12/1).
Dalam laporan keuangan musim 2019-2020, Barca memang merugi hingga EUR 97 juta (Rp 1,66 triliun).
Lalu bagaimana solusinya? Barca akan membayar bonus Messi dalam empat kali cicilan hingga akhir musim 2024-2025. Dengan kata lain, Barca baru saja melunasi "hutang" kepada Messi ketika La Pulga mungkin telah mengenakan jersey klub lain.
Itu yang tidak diinginkan Laporta. Sebagai calon presiden favorit Barca pada pemilu akhir bulan ini, Laporta berjanji akan berusaha membuat Messi bertahan. Tentunya dengan sebuah rekor, Messi kembali menjadi orang nomor satu Barca.
& # 39; & # 39; Saya orang yang paling berpengalaman dan paling kredibilitas di matanya (Messi, Red). Baginya serahkan pada saya, ”kata Laporta.