JawaPos.com – Sejak Qatar Sports Investments (QSI) mengakuisisi Paris Saint-Germain (PSG) sebelas tahun lalu, Mulailah Mauricio Pochettino sebagai entraineur memang yang terburuk. Pelatih asal Argentina itu hanya meraih hasil imbang 1-1 melawan AS Saint-Etienne pada jurnal ke-18 (6/1).
Di sisi lain, empat pendahulu Poche selalu sukses mengawali laga debutnya dengan kemenangan. Mulai dari Carlo Ancelotti, Laurent Blanc, Unai Emery, hingga Thomas Tuchel.
Namun, dalam hal mempersembahkan trofi, Poche adalah yang tercepat. Ia hanya membutuhkan waktu 12 hari atau pada laga ketiga sejak ditunjuk pada 2 Januari lalu.
Baca juga: Membuktikan Bahwa Mauricio Pochettino Bukan Pelatih Judul Langka
Trophee des Champions yang diraih PSG kemarin (14/1) sekaligus mengakhiri penantian Poche dalam 12 tahun karir kepelatihannya.
Sebagai perbandingan, saat masih mengelola Tottenham Hotspur, Poche menjalani 2.002 hari dengan pencapaian terbaiknya menjadi runner-up Liga Champions 2018-2019.
Trofi pertama Poche semakin spesial karena yang dikalahkan PSG adalah rival klasiknya Olympique Marseille. Les Parisiens menang 2-1 dalam laga bertajuk Le Classique di Stade Bollaert-Delelis, Lens.
"Gelar pertama selalu istimewa. Ini baru permulaan karena kami menargetkan lebih banyak trofi di masa mendatang," kata Poche, yang dikontrak hingga 30 Juni 2022 kepada L & # 39; Equipe.
Poche yang menjadi bek PSG periode 2001-2003 juga masuk dalam daftar juara berstatus sebagai pemain dan pelatih Les Parisiens. Sebelum Poche, Antoine Kombouare, Paul Le Guen, Ricardo Gomez, dan Luis Fernandez melakukannya lebih dulu.
Selain gelar, kembalinya superstar Neymar Jr dari cedera engkel kanan juga menambah kebahagiaan PSG. Neymar mengalami cedera saat melawan Olympique Lyon pada jurnal Ligue 1 ke-14 (14/12). Kemarin striker Timnas Brasil itu memasuki 25 menit terakhir dan mencetak gol kedua PSG pada menit ke-85 melalui penalti.